26 Juli 2024

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN KEDIRI

Kepala Kantor Beri Tausyah Pada Acara Haul Mbah Nur Wahid ke 148

2 min read

Kab.Kediri(Inmas) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri Zuhri, Rabu(29/6) menghadiri acara Haul Mbah Nur Wahid  yang ke 148  dan di daulat memberikan tausiyah kepada jamaah yang memenuhi pelataran makam Mbah Nur Wahid di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Dalam tausiyahnya kepala Kantor mengupas salah satu hadits Nabi bahwa, makhluk Allah yang namanya manusia, bila telah dipanggil oleh Allah SWT, semua amalnya akan hilang kecuali tiga hal yang akan senantiasa mengiringnya yakni, Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak  sholeh dan sholehah yang bisa mendoakannya.

Ia menambahkan, apa yang telah di lakukan Mbah Nur Wahid semasa hidupnya sesuai dengan hadits Nabi di atas. Beliau mendarmabahktikan hidupnya untuk kepentingan orang banyak. Beliau merupakan tokoh pembabat Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri,yang sekarang terkenal dengan sebutan kampung Inggris . Atas Jasa beliau saat ini berbagai suku, ras dan agama dari berbagai profesi hidup berdampingan di Desa Tulungrejo.

Tidak hanya membantu orang dengan materi, Mbah Nur Wahid juga mengajarkan ilmu baca al-qur’an kepada masyarakat sekitar, sehingga banyak orang yang tadinya tidak mengenal Islam dan ajarannya, akhirnya masuk islam dan belajar al-qur’an pada Mbah Nur Wahid.

Dan yang terakhir Mbah Nur Wahid juga melahirkan anak cucu dan turunannya yang sholeh dan sholehah,sehingga  senantiasa mendoakan beliau walaupun telah 148 tahun meninggalkan kita semua, bahkan putra tunggal beliau yang bernama Mbah Imam Puro merupakan Kepala Desa pertama di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, terangnya mengakhiri tausiyah.

Untuk di ketahui, Mbah Nur Wahid bernama asli Raden Mas Ngabai Hadiningrat.Beliau merupakan keturunan Raja Sriwijaya dari Jawa Tengah. Beliau adalah salah satu panglima tinggi pasukan pangeran Diponegoro.

Setelah Pangeran Diponegoro di tangkap oleh pasukan belanda dan di tahan di Makassar,maka Mbah Nur Wahid dan tujuh teman bersama pasukannya bergeser ke daerah Jawa Timur untuk menghindari kejaran pasukan Belanda. Untuk menghilangkan jejak dari Pasukan Belanda, Mbah Nur Wahid beberapa kali berganti nama menjadi Raden Sangrip, Pranoto Gomo, Mas Julang,dan yang terakhir Nur Wahid yang artinya satu cahaya.(hms/ Paulo)

 

 

 

HUMAS KANKEMENAG KAB.KEDIRI | Newsphere by AF themes.