Berburu Takjil Bukan Lagi Monopoli Umat Islam, Umat Non-Muslim Ikut Meramaikan Tradisi Menjelang Buka Puasa

Kab. Kediri (Inmas)Tradisi berburu takjil menjelang waktu berbuka puasa kini tak hanya menjadi kebiasaan umat Islam. Fenomena ini semakin meluas dengan partisipasi masyarakat dari berbagai latar belakang agama, termasuk umat non-Muslim, yang turut serta meramaikan suasana pasar takjil di berbagai daerah.

Seperti yang terlihat di Ibu Kota Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, pasar takjil selalu menjadi daya tarik tersendiri setiap bulan Ramadan. Berbagai jenis makanan khas buka puasa seperti kolak, es buah, gorengan, hingga aneka kue basah dijajakan di sepanjang jalan atau lapak pedagang kaki lima. Tak hanya umat Muslim yang berburu makanan untuk berbuka, tetapi juga masyarakat non-Muslim yang tertarik dengan keunikan kuliner khas Ramadan.

“Saya suka suasana Ramadan, terutama saat menjelang buka puasa. Banyak makanan khas yang hanya ada di bulan ini, seperti kolak dan es cendol. Saya dan keluarga sering berburu takjil, meskipun tidak berpuasa,” ujar Sinta, seorang warga non-Muslim di Pare.

Selain faktor kuliner, banyak umat non-Muslim yang mengaku menikmati kebersamaan dan nilai toleransi yang terasa lebih kuat selama Ramadan. Tradisi berbagi dan gotong royong di bulan suci ini juga semakin mempererat hubungan sosial antarwarga, tanpa memandang perbedaan agama.

Salah satu pedagang takjil Sukri (45), mengaku senang dengan adanya keberagaman pembeli yang datang ke lapaknya.

“Setiap tahun, pembeli takjil semakin beragam. Banyak teman-teman non-Muslim yang ikut berburu takjil, bahkan beberapa dari mereka membeli untuk dibagikan ke orang-orang yang berpuasa. Ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya milik umat Islam, tapi juga kebersamaan semua masyarakat,” katanya.

Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa Ramadan bukan hanya soal ibadah bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi momentum bagi seluruh masyarakat untuk merasakan kebersamaan, kerukunan, dan keberagaman dalam bingkai persatuan.( humas)