Kampung Moderasi Beragama: Umat Kristiani Berbagi Takjil untuk Harmoni
2 min readHadir Sebagai Inspirasi
Kab. Kediri (Inmas) Kampung Moderasi Beragama (KMB) Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, menjadi sorotan karena aksi mulia umat Kristiani yang menggelar kegiatan berbagi takjil untuk umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Pusat Kota Kecamatan Wates, yang dikenal dengan penduduk multi-pemeluk agama, menjadi saksi keharmonisan antar umat beragama di Desa Tawang.
Pokja KMB Katolik, Lie Lie Soenartie, bersama jemaat Gereja “Bukit Sion Tawang” Gereja Tuhan di Indonesia (GPdI), menyelenggarakan kegiatan ini pada Jum’at (5/4/2024) sore. Mereka membagikan ratusan takjil kepada umat Islam yang berpuasa, baik di Masjid maupun kepada pengguna jalan yang melintas jalan di halaman gereja.
Lie Lie Soenartie menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi dan kepedulian terhadap umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Mereka ingin merasakan dan turut serta dalam pengalaman umat Muslim tersebut. Untuk menyiapkan ratusan takjil berupa nasi, mereka juga meminta bantuan dari teman Muslim untuk menyembelih ayam, memasak, dan mencuci peralatan. Hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk menjaga kehalalan makanan bagi umat Muslim yang menerimanya.
Gereja “Bukit Sion Tawang” telah menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin setiap tahunnya. Berbagi takjil ini disambut gembira oleh umat Muslim di Desa Tawang. Mukhson, warga setempat, menyatakan rasa senangnya atas kebaikan umat Kristiani tersebut.
Toleransi beragama di Desa Tawang juga mendapat pengakuan dari Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Kabupaten Kediri. Pengurus MUI Kabupaten Kediri, KH. Abdul Kholiq Nawawi, yang juga tinggal di Desa Tawang, merasakan secara langsung harmoni dan kerukunan antar umat beragama di Desa tersebut.
Kepala Desa Tawang, Yeni Agustina, menegaskan bahwa toleransi beragama di Desa Tawang bukanlah sekadar basa-basi, melainkan toleransi yang hakiki. Umat beragama dari enam Agama yang berbeda di Desa tersebut mampu hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Mereka saling berkunjung saat hari raya masing-masing agama dan saling membantu saat ada hajatan.
Kegiatan gotong-royong di Desa itu juga dilaksanakan tanpa membedakan agama, seperti saat mendirikan rumah. Saat ada lek-lekan orang meninggal, mereka berbaur di rumah sohibul musibah. Bahkan, saat ada jenazah non-Muslim, pengumuman pemakaman dilakukan di musholla, dan pemakaman jenazah Muslim dan non-Muslim menggunakan area pemakaman yang sama. Desa Tawang menjadi contoh nyata bahwa harmoni antar umat beragama dapat terwujud dengan baik. (PL/Alfi)
#KementerianSemuaAgama